cerpen : yang Tak Tersampaikan

untuk remaja-remaja seperti aku ini pasti wajah semakin terlihat 'ganteng' kalau sedang punya gebetan. bawaannya senyum-senyum sendiri kalau lagi teringat wajah sang gebetan. ya, begitupun dengan aku.
namaku Reno. umurku 19 tahun sejak 2 bulan yang lalu. dan seperti kata-kataku diatas, aku sedang menyukai seorang perempuan. namanya Artika. dia temen satu sekolahan saat masih SMA dan temanku sejak kami masih kanak-kanak juga.
Rika panggilannya. entahlah, aku juga tidak tahu dari mana ia bisa dipanggil dengan sebutan itu padahal namanya hanya Artika.
aku dengan Artika tinggal satu komplek. seperti halnya sahabat yang sudah saling mengenal sejak kanak-kanak, kami terlihat sangat akrab. saat masih SMP, kami sering ngobrol sampai berjam-jam di teras rumahnya.
oh iya, seharusnya aku bercerita seperti apa seorang Rika ya?
Rika adalah seorang gadis dengan mata bulat cantik dan hidung mungil yang aku menyebutnya 'hidung jambu'. dia juga mempunyai tahi lalat di pipi kirinya. kalau tersenyum, akan terlihat gigi-giginya yang berderet rapi dan bersih. sudah cukup ya penjelasannya?kalau aku bercerita lebih lanjut, aku yakin kamu langsung menyukainya. bisa nambah sainganku nanti.

hari ini aku memantabkan niatku bahwa besok aku harus menyatakan perasaanku ke Rika. ya, walaupun persentasi Rika akan menerimaku sebagai pacarnya cuma 50% tapi aku tidak boleh tergoyahkan!
malamnya aku sms Rika.
'besok pulang jam berapa, Rik?' send
aku tahu pasti Rika akan membalas smsku 1 jam lagi. Rika jarang mengecek handphone-nya sendiri. dia pasti sedang sibuk belajar. eh tapi emang jam-jam segini juga harusnya aku belajar juga ya?males ah.

guk!
kubuka pesan dari Rika. ya, tadi itu ringtone sms-ku bukan suara anjing harder tetangga.
'aku juga tidak tahu, ada kegiatan di kampus. mungkin jam 2 siang'
dengan cepat kubalas smsnya.
'aku jemput kamu besok siang.' send
aku lempar handphoneku ke tengah kasur dan berjalan ke arah laptop. tweeting.
wish me luck tomorrow. I hope she loves me too.
beberapa teman mulai mementionku.
good luck, bro!gue tunggu traktirannya! :p
'sial, Randy cuma nungguin traktiran doang.' batinku sambil terkekeh.
'gue traktir permen aja ya bro!'
kembali kubaca tweet teman-teman yang memenuhi timelineku. tiba-tiba aku baca tweet Rika. 'tumben dia online.' batinku.
'ya Tuhan, izinkan aku ucapkan maaf untuk orang-orang yang kusayang.'
'tumben juga dia galau gitu.' batinku lagi sambil membaca kembali tweet Rika. aku kembali meraih handphoneku di tempat tidur. memastikan smsku sudah terbalas atau belum. one message.
'gak usah, Ren. aku pulang sendiri aja. kamu juga bukannya besok ada kegiatan klub baseball?!' balas Rika.
oh iya, aku baru ingat kalau besok ada kegiatan klub! ah, sial, aku harus ubah rencana! aku balas sms Rika seadanya dan kembali berkutat dengan laptopku. sampai aku tertidur..

splash..splash
aku terbangun sambil gelagapan. mimpi indahku rusak seketika. 
"bibi, kenapa nyiprat-nyipratin air?!" kesalku sambil mengelap wajahku dengan ujung lengan kaos belelku.
"abisnya bibi bangunin dari setengah jam yang lalu mas Reno gak mau bangun sih. cuma nyam-nyem nginyem doang." balasnya tak mau kalah.
aku cuma menggerutu sambil nyamber handuk di tangan bibi dan berjalan ke kamar mandi. setelah memakai seragam, kumatikan laptop yang dari tadi malam terus menyala dan keluar kamar. ke ruang makan. 
ayah dan ibu sudah menungguku. ya, aku adalah anak tunggal jadi tidak ada sebutan kakak atau adik dariku. 
"kamu tuh kalau online mesti gitu deh. sampai ketiduran. kalo gak mama paksa bangun, gak bakal tuh kamu mau pindah ke tempat tidur sambil setengah merem." ujar ibu membuka percakapan pagi ini. aku cuma mesem-mesem setengah malu.
"lama-lama ayah cabut lho internetnya kalau kamu kecanduan gitu." ancam ayah.
"jangan yah!iyadeh gak sering-sering gitu deh!" balasku buru-buru. sebelum ayah benar-benar menjalankan niatnya untuk mencabut internet di rumah. 
kami kembali menyantap sarapan dengan telur mata sapi dan nasi. 

ah, Kalkulus memang tidak pernah tidak untuk membuatku pusing. dua jam kuliah ini rasanya tidak akan ada habisnya. kupangku tanganku kemudian kutaruh pula pulpen diatas mulutku. membuatku terlihat manyun dan konyol. kulirik jam tanganku. sudah jam 1 siang.
'apa Rika lagi kuliah ya?' pikirku. membayangkan Rika sedang sibuk mencatat penjelasan dosen. aku menggeleng-gelengkan kepala, mengharuskanku sadar sepenuhnya. malu karena tiba-tiba terbayang Rika yang sedang tersenyum. 
"apa ada yang mau ditanyakan?" tanya dosen di depan kelas. 
"tidak ada, buuuu!" koor mahasiswa satu kelas. 
"ah, sudah ibu tebak. baiklah, selamat berpacaran bagi yang menjalankan. selamat siang." ucapnya menutup pertemuan siang ini sembari merapikan laptop dan kemudian beranjak pergi.

tanpa aba-aba, aku langsung menelpon Rika.
"Rik, kamu udah pulang?" tanyaku.
"Oh, aku udah di jalan Ren. ini udah di angkot." sahutnya.
"Yaaaah, kenapa gak bilaaang?!" kataku dengan nada pura-pura ngambek.
"Maaf yaaa. aku...Allahu Akbar!"  "BRAAAAK!"
"Rika?!" panggilku.
aku terus meneriaki nama Rika. teman-teman mulai menghampiriku dan menanyakan ada apa. aku terus meneriaki nama Rika tanpa memedulikan mereka. apa yang terjadi, Rika?!
15 menit tanpa henti kuteriaki nama Rika ditelpon. sampai akhirnya ada suara di seberang sana.
"Selamat siang."
"Ini siapa?!Ada apa dengan Rika?!" teriakku. 
"Maaf , dengan siapa saya berbicara?" sahut seberang sana. aku hanya mendengar samar-samar karena mulai terdengar ramai disana. dan terdengar panik..
"Saya temannya Rika!cepetan kasih tau ada apa!" bentakku.
"Saya Hendrawan. polisi yang sedang bertugas di Jalan Thamrin. Angkutan yang ditumpangi teman Anda mengalami kecelakaan. saat ini sedang dievakuasi."
"Lalu, bagaimana dengan Rika?!" 
"Maaf. teman Anda tewas di lokasi kejadian. saat ini sedang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara." "Saat ini kami sedang berusaha menghubungi keluarganya."
aku terdiam. bibirku kelu. dan semua rencanaku untuk menyatakan perasaanku ke Rika hancur sudah.

"Rik, kamu dengar aku?kamu sedang tidur nyenyak kan saat ini?" "Aku sayang kamu. semoga kamu mendengarkan aku dari sana." lirihku di samping nisan Rika.

***



This entry was posted on 3/29/2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

2 Responses to “cerpen : yang Tak Tersampaikan”

  1. Bagusss mba maya.. :)
    tinggal EYD dan huruf kapitalnya aja yg dirapihin.. hehe..

    keep writing!

    ReplyDelete
  2. aih, ada yg baca :D makasih kritiknya cintra :D

    ReplyDelete

please, post your comment