'Mengajar'

setelah melewati berbagai pekan yang biasa sampai luar biasa. dari yang menyenangkan sampai menekankan (I mean, bikin stress.) akhirnya sempet juga posting blog disini lagi. ya bukan berarti aku sibuk ya, sibuk sih iya tapi enggak pake banget. hahaha, okay, sekitar seminggu yang lalu punya keinginan buat posting tentang pertemuan dan kangen-kangenan singkat dengan Putri di Jogja, tapi berhubung 'singkat', enggak banyak hal yang bisa aku ceritakan secara rinci kecuali, kita ketemuan di acara nikahan sodaraku, kita ngobrol-ngobrol lalu foto-foto di kontrakan dia dan aku balik lagi dalam kerumunan sodara-sodaraku. yang jelas enggak mungkin aku ceritakan secara rinci apa saja sih yang kita obrolin. nope. huehuehue.

memasuki masa-masa sebagai mahasiswi semester tua, aku mulai dilanda masa-masa-mudah-sekali-untuk-stress. ya, aku jadi mudah tertekan dan dibalik penuhnya pikiran antara ini dan itu, the worst-nya deh. dan temenku ngeliat aku sebagai orang yang 'santai' well, sebenernya aku bukan santai sih, keliatannya saja kayak enggak punya beban padahal aku lebih kearah 'seenak jidat'. he em.
saat ini, aku lebih memikirkan bagaimana aku bisa me-manage stress dan meningkatkan kekuatan mental aku supaya aku bisa berpikir jernih. nyatanya, sudah terbukti saat aku mengerjakan tugas-tugas hitung-hitungan (kenapa jadi tugas ngitung? dunno.) aku lebih merasa nyaman pas di tempat yang tenang. sepi tapi menenangkan. bukan sepi tapi hawanya horror. hih~ okay, dari situ aku jadi menyimpulkan kalau aku memang harus berlatih berpikir tenang, dan mulai berlatih berpikir tenang di suasana apapun. dan terinspirasi dari teman-teman, aku mulai memasrahkan perasaan takutku pada Allah Maha Kuasa. aku memang bukan muslimah yang taat tapi aku sadar bahwa semua yang terjadi tetap atas kuasaNya, bahkan ketika buah apel jatuh dari pohon- sebelum Einstein menemukan Gaya Gravitasi - Allah sudah merencanakan hal tersebut. jadi, ya, karena aku tipe yang mudah stress dan berdampak langsung ke kesehatan, aku tidak bisa nge-forsir pikiran, khawatir kejadian pas SMA terulang. huehuehue~

oh, gosh, sampai lupa kalau tadinya aku mau membahas tentang 'Mengajar'.
teringat tentang agenda dari lembaga yang aku ikuti secara sukarela (tadi baru baca pesan singkat tentang agenda minggu ini.) aku baru tau kalau salah satu agenda membahas tentang 'mentor', berhubung aku ikut secara sukarela dan ya... enggak mau 'terikat' akhirnya aku pikir buat enggak ikut acara itu lagipula satu bulan terakhir aku tidak hadir, mulai dari keluar kota sampai halangan lainnya. ya, aku lagi-lagi 'seenak jidat' karena aku ingin ketemu anak-anak karena sukarela, supaya lama-lama terbiasa. susah sih buat terbiasa pergi keluar di hari minggu untuk ikut acara mentoring ditambah lagi, aku bukan mentor yang baik. dari segi ilmu.
selain ikut secara sukarela, aku juga 'mengajar' alias tentoring- jadi tentor -di suatu lembaga pendidikan non formal. naaah, karena ini suatu pekerjaan, aku paksakan untuk terbiasa. upah memang tidak sebesar UMR. yaiyalaaah, tapi lumayan buat nambah uang jajan~ huehuehue.
pada awalnya aku merasa sangat terpaksa buat pergi tentoring tapi, setelah cukup dekat dengan adik-adik ajar- adik adik ajarku anak SD semua -jadi terasa cukup ringan, ditambah lagi kalau mereka merasa betah di kelas, resiko aku ditegur jadi berkurang. hahaha
lembaga pendidikan non formal yang aku ikuti ini didirikan oleh beberapa alumni dari universitasku. konsepnya, lembaga pendidikan non formal ini menginginkan kegiatan belajar-mengajar yang santai. karena yang aku ajarin itu adik-adik yang masih SD, pelajaran yang aku ajarin juga masih sesuai permintaan adik-adiknya saja, mereka minta ini ya aku ajari ini, mereka minta itu ya aku ajari itu tapi dengan suasana yang santai. mereka mau nonton film setelah belajar, ayo saja. tapi... ada satu hal yang harus diperhatikan, ketika mereka mulai merasa 'terlalu santai' aku ternyata harus cukup 'tegas' buat mengatasinya. susahnya, mereka lebih menganggap aku teman daripada 'guru' dampak dari keakrabanku dengan mereka selama di kelas ya itu, giliran di'galakin' dikit sudah enggak terlalu mempan.
beda lagi kalau ngajar di rumah alias private. yang aku ajari private ini umurnya satu tahun lebih muda, cukup enak ngajari di rumahnya karena orang tuanya tidak memantau langsung, orang tuanya sama-sama bekerja. aku jadi enggak perlu merasa 'enggak disukai' karena cara mengajarku, yang penting aku bisa pakai 'style'-ku dalam mengajar. ehem. hahahaha.
tempo hari aku sempat ngobrol dengan salah satu pendiri lembaga tersebut karena dia yang paling sering mampir kesana. ya dia menyadari kalau lembaga yang ia dirikan bersama seperti kos-kosan karena tentor yang ia rekrut kebanyakan mahasiswa atau yang baru lulus. rata-rata mereka bertahan disitu sampai mereka- yang baru lulus -bisa menemukan pekerjaan yang lebih baik atau mahasiswa yang masih kuliah kemudian lulus. dari situ, aku jadi berharap untuk segera berhenti dari lembaga tersebut, bukan karena aku enggak betah tapi karena aku ingin segera lulus dan bekerja. aamiin.

This entry was posted on 5/23/2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

please, post your comment