Entah

aku melangkah dalam waktu yang terhenti

meniti jalan yang lama tak kulalui
menembus kenangan yang telah usang
menatap wajah-wajah orang yang kusayangi

aku terhenti, menatap pintu putih kusam di depanku
kubuka pintu kusam dengan gagang emasnya
berjalan memasuki ruang berwarna putih kusam
pandanganku tertuju pada ruang hampa

aku berlari dalam ruang hampa
lelah dan takut menyergap pikiranku
jalan ini tak berujung, jalan ini tanpa ujung
aku terus berlari dengan keringat dingin di dahiku
aku takut, aku takut ini kematianku

aku mulai melangkah perlahan, disergap lelah
entah, aku tak tahu sejauh apa kuberlari

otot-otot kakiku mulai menyerah
aku berjalan gontai tak tentu arah
tapi...
ah, aku melihat satu titik, satu titik harapan
kupaksakan kakiku terus melangkah

titik itu adalah pintu dengan gagang emasnya
ya, pintu yang sama
kuputar gagang emasnya, kudorong perlahan
lalu, aku berjalan masuk dalam ruang 
ruang dengan waktu yang terhenti

usapan lembut ibu di keningku
suaranya yang lembut membangunkanku
mataku mengerjap,  peluhku bercucuran
aku bermimpi buruk, lagi


pukul 23:43, tanggal 11 Februari 2014

oleh : Maya (@calledmaya)






This entry was posted on 2/11/2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

please, post your comment