hanya keisengan dari sebuah kata

lagi asyik-asyik ngeresume materi buat ujian hari rabu nanti tiba-tiba dapet inspirasi buat posting blog setelah sebelumnya gue mau posting tentang pengalaman beberapa hari yang lalu dengan adek-adek sepupu tersayang (agak terpaksa bilang sayangnya, takut ditodong pistol. oh, oke, gak segitunya. trully.)
lalu, inspirasi apa yang membuat gue akhirnya ngeposting? karena gue membaca kalimat "tingginya angka kejahatan" dan "rendahnya kemampuan Hankam". well, tenang aja, gue bukan mau ngebahas materi kuliah kok, cuma mau 'sedikit' bercerita beberapa kejadian yang ada di lingkungan sekitar rumah gue. eksternal.

kejahatan, salah satu kata yang menginspirasi postingan gue kali ini. 
gue tiba-tiba teringat salah seorang tetangga jauh yang terpaksa harus ditahan polisi karena dilaporkan anaknya sendiri. sepele, cuma karena ditampar. bukan mau bercerita kejelekan orang ya, cuma mau ngebuka pikiran kita aja, especially buat gue sendiri. bagaimana bisa seorang anak tega memenjarakan ibunya? karena dengan bodohnya dia hanya memikirkan diri sendiri ditambah dengan makin didengung-dengungkan soal hak asasi, setiap individu yang lecet sedikiiit saja oleh orang lain punya hak untuk melaporkan ke pihak berwajib tanpa berpikir soal kekeluargaan, tanpa mau mengenal apa itu musyawarah, tanpa membuka hatinya sendiri. ya, kadang kita dibutakan oleh itu. 
tidak bisa dipungkiri makin banyak kasus seperti itu, anak melaporkan orang tuanya karena orang tuanya galak atau apalah itu. jangan kebangetan lah lembeknya. jangan cemen deh. jangan terlalu dibutakan oleh itu. jujur aja, kalo hal seperti itu tidak terlalu di-tuhan-kan, gue mau banget kasih bogem mentah ke anak-anak seperti itu. ke orang-orang yang kelewat semena-mena. ke orang-orang yang tidak bisa membedakan hal-hal yang harus diselesaikan secara kekeluargaan dan hal-hal yang harus diselesaikan secara hukum. kita semua punya hak yang sama, kita semua memegang hak asasi yang sama tapi tidak seharusnya kita semena-mena dengan hak itu. gunakan sebaik-baiknya bukan dalam arti 'menggunakan' seenak-enaknya. 

This entry was posted on 1/04/2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

please, post your comment