film Surat Kecil Untuk Tuhan baru saja selesai. ya, aku memang hanya menontonnya di TV.
film ini terinspirasi dari sebuah novel dan novel itu berdasarkan cerita seorang ayah tentang anaknya. tentang bagaimana anaknya menghadapi penyakitnya.
disini aku hanya sedikit meluapkan apa yang aku ambil dari kisahnya.
hal pertama yang aku percayai saat melihat kisahnya adalah, orang yang menderita suatu penyakit adalah orang yang terpilih oleh Tuhan untuk belajar menjadi lebih kuat.
seperti tokoh Indy dalam kisahnya di novel Karena Cinta itu Sempurna. Indy seorang penderita skoliosis. kehidupan remajanya diwarnai rasa sakit dari pertumbuhan tulang belakangnya yang miring ke samping. kehidupannya diwarnai oleh kisah cinta monyetnya dengan seorang Mika yang penderita AIDS. tapi, karena penyakit itu Indy dan Mika saling menguatkan. sampai akhirnya Mika meninggal dunia karena ternyata AIDS lebih kuat darinya atau mungkin pada akhirnya Tuhan mengizinkannya untuk tidak merasakan AIDS lagi.
aku jadi teringat kalimat seseorang. ya, aku lupa siapa yang bilang ._. orang itu bilang, 'jangan sebut mereka penderita kalau ternyata mereka tak merasa menderita' ah, aku inget itu kata-kata siapa! pak Sukis! guru biologi SMA kelas 12 sekaligus wali kelasku kelas 12.
balik lagi ke topik (tuh kan, aku mesti ngelindur -,-)
hal kedua yang coba aku simpulkan adalah pada akhirnya mereka dipertemukan oleh dua pilihan. terus berjuang atau pasrah. kadang kita tak tahu saat kita harus terus berjuang atau saat kita harus pasrah. kadang kita gak tau saat kita merasa di titik maksimal kita atau kita masih menyimpan tenaga cadangan yang tidak kita sadari untuk terus berusaha. untuk seorang penderita suatu penyakit mungkin titik maksimalnya adalah kesembuhan dan kepasrahannya adalah kematian. mungkin lho!
sekali lagi, ini hanya berupa opini.
hal ketiga yang aku lihat dari film SKUT dan yang aku baca dari novelnya Indy adalah dibalik rasa sakit yang mereka rasa pasti ada yang namanya kebahagiaan. pasti dan gak mungkin gak ada. disini akan aku tambahkan sebuah ayat Al Qur'an
fainnama'al usri yusro : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyroh : 5)
dan menurut sumber yang aku baca '1 kesulitan tidak akan mengalahkan 2 kemudahan.' jadi, memang kita tak perlu menutup telinga dan mata bahwa di dunia ini masih ada kebahagiaan. di dunia ini pasti ada dan di akhirat juga. amin..maaf ya jadi ngelantur lagi..semoga kita bisa belajar untuk tidak setengah-setengah dalam memaknai suatu hal. semoga aku juga bisa. semoga. amin. see ya~